In Memoriam: Mus

In Memoriam
Mus
27 Juni 1985 - 21 April 2006


Sahut-sahutan sirine laju mengantarmu pergi

Diam saja di sana Kau terbaring
Setitik air mata Kau teteskan
Satu senyum Kau gariskan
Dan Kau pun pergi, kawan
Dan suara sirine masih bersahut
Perih

Meski ini terlalu cepat
Aku tahu
Setelah ini Kau takkan kembali
Meski masih banyak tugas belum terselesaikan
Meski masih banyak cita belum terwujudkan
Kau tahu itu


Dan dedikasi kecilmu berarti besar bagi mereka
Dan tawa-tawa kecilmu buyarkan semua marah
Dan pikiran kacau di kepalamu sudah merubah semuanya
Dan semangatmu mencoba sudah inspirasikan semuanya
Dan aku yakin, kau tak pernah tahu itu

Kawan, selamat jalan
Bentangkan sayapmu lebar-lebar
Jadilah kau si Bebas itu
Seperti yang dulu selalu kita perdebatkan



izinkan aku titipkan surat yang kau tinggalkan
--------------------------------------------------

SteAmNet, 17 April 2006

Semua sudah dimulai. Tapi kalian tahu, masih banyak hal yang menunggu untuk dimulai.
Dan banyak juga hal yang harus segera diakhiri.
Dan memang semua yang sudah dimulai pasti akan diakhiri.

Bagaimana kalau semua harus diakhiri hari ini?
Mungkin terlalu cepat, mungkin juga ndak pernah terpikirkan sebelumnya, mungkin juga kalian akan bilang, 'ah, ndak mungkin'.
Terlalu cepat? Ndak juga. Tergantung dari apa yang sudah kita lakukan. Tergantung seberapa peran yang sudah kita perankan.
Tidak pernah terpikirkan? Mungkin saja. Tapi kita memang sebaiknya berfikir tentang akhir.
Tapi sudahlah, mungkin aku sedang kacau!

Dan jika semua berakhir hari ini, aku mau bilang sedikit ke kalian.
Bukan menyanyi, karena aku ndak pernah pintar menyanyi.
Bukan juga puisi, karena sudah lama aku ndak bikin puisi.
Tapi cuma mau ngomong sedikit. Kata Iwan Fals, ini suara hati.

Untuk teman-teman di SteAmNet: hot memang tempat tinggal kalian, tapi kalian tetap COOL!!!
Untuk k' Jarr: makasih.
Untuk k' Boer: makasih cerita-ceritanya.
Untuk teman-teman di kampus: siapa kalian? Hehehe.. sudahlah, kalian mesti jadi arsitek yang baek, yang peduli sama alam. Oke?
Untuk teman-teman di ramsis: makasih tumpangannya.

Untuk Wirasmi Wardhani: kalau kamu masih ingat aku pernah bilang, 'aku itu orang yang ndak pernah benci sama orang lain', maka aku tahu, kita seharusnya masih bisa berteman. Oiya, salam untuk Ismi, ya?

Untuk Intan: waktu kamu tanya, 'siapa dia?' aku jawab kalau aku ndak akan bilang karena ini aneh, karena ini ndak mungkin, dan karena aku sudah belajar.
Ndak perlu kamu tanya kenapa aneh, kenapa ndak mungkin, dan apa yang sudah aku pelajari. Pasti kamu sudah tau. Kalau pun belum tau, tanpa ku kasih tau, sebentar lagi juga pasti tau.
Ya, aku memang ndak akan bilang. Tapi aku juga bilang, bahwa aku akan bilang kalau aku sudah ndak tahan. Dan kalau pun aku bilang, aku pasti ndak tanya perasaannya. Dan aku ndak akan pernah 'minta' dari dia.
Sekarang aku bilang, dia adalah kamu. 'The background girl'. Hehehehe
--cut here------
Kita ndak akan cerita ini lagi. Oke?

Untuk teman-teman blogger: itu http://emoticonbymus.blogspot.com dipake, dong.

Untuk Rho: kelak kalau aku punya anak, aku mau dia seperti kamu.

Untuk k' El: makasih gelangnya. Bagus! Tapi karena ndak sebentar pun kubuka, sekarang gelangnya sudah hancur. Tapi jangan takut. Masih kupakai, setidaknya sampai ku tulis ini.

Untuk bapak: aku betul-betul minta maaf. Kalau saja manusia tau tentang besok, pasti aku ndak akan pernah lakukan yang sudah bapak larang. Maaf, Pak.

Untuk mama: maaf, sudah ngecewain mama. Maaf, ma. Aku minta maaf.



Ah, itu saja.


Salam,
Mus

--------------------------------------------------


Selamat Jalan
Y O ' F R I E N D S