Tuesday, April 18, 2006

Absennya Hilang!




Pak Dosen, Ibu Dosen, Bapak Ketua Jurusan, saya mau tanya.
Apa saya nakal?
Apa saya kurang ajar?
Jangan heran kenapa saya tanya begitu, Pak, Bu.
Absen kuliah yang saya ikuti hilang!
Jangan bingung kenapa hilang.
Jangan heran kenapa hilang.
Jangan juga susah-susah nyari.
Absen itu sama saya.
Saya culik tadi dari ruang administrasi.
Saya memang nakal.
Saya memang kurang ajar.
Tapi saya ndak mau minta maap.
Maap saja, saya ndak mau minta maap.
Tau kenapa?
Bapak ndak adil.
Ibu ndak adil.

Saya memang jarang ke kampus.
Tapi saya ke kampus ndak seperti anak-anak yang lain.
Saya ke kampus ndak main domino di pelataran seperti mereka.
Saya ke kampus itu belajar.

Saya memang jarang ke kampus.
Tapi saya ndak seperti anak-anak yang lain.
Saya bekerja.
Ndak cuma habisin uang orang tua.

Saya memang jarang ke kampus.
Tapi saya ndak pernah terlambat masuk kelas.
Ndak seperti Bapak.
Ndak seperti Ibu.
Harus ditunggu 2 jam lebih baru datang.

Makanya saya jarang masuk kelas.
Karena saya capek nungguin Bapak
Karena saya capek nungguin Ibu.

Sudah lah Pak.
Sudah lah Bu.
Saya capek.
Bapak juga capek.
Ibu juga capek.
Tapi tolong.
Adil, dong.

Teman-teman juga jarang masuk kampus.
Tapi heran.
Absennya penuh semua.
Nilainya A semua.
Tapi aku juga jarang masuk kampus.
Tapi jauh lebih rajin dari mereka.
Tugas ku kumpul semua.
Ujian kujawab semua.
Tapi kok ndak dapat A?
Absenku kok jujur?

Ah, Bapak ndak adil.
Ibu ndak adil.
Kalau masih ndak adil.
Absennya kukembalikan nanti.
Setelah semester selesai.

Atau kuhadiahkan.
Ke Bapak.
Atau ke Ibu.
Kalau saya sudah sarjana.
Kalau masih ndak adil,
Mungkin 3 tahun lagi!


Salam,
Mohammad Mustamar Natsir
Stambuk : D 511 02 072

----------------------------
A S T A G A ! ! !
Kenapa dengan cara ini saya melawan?

----------------------------