Tidak ada yang menyangka, kegemarannya melakukan surfing di internet mengantarnya ke balik jeruji bui. Siapa yang menyangka, bukankah umurnya belum 16 tahun saat itu? Bahkan ia belum sempat duduk di bangku kelas 2 SMA.
Dakwaan perkosaan atas anak gadis untuknya terasa sangat berat diterima oleh keluarganya, termasuk aku, orang yang mencintainya.
Masih sulit untuk saya percaya dakwaan untuknya. Terlebih lagi, keputusan Hakim memberinya hukuman 4 tahun penjara. Siapa yang menyangka, bukankah umurnya belum 16 tahun saat itu?
Dan siapa yang menyangka, ia merasa harus mempraktekkan ilmu yang ia dapatkan di internet tersebut. Dan terjadilah. Gadis cilik berusia 7 tahun dijadikannya ‘wanita tanpa busana’ dalam prakteknya. Dan semuanya berawal dari kegemarannya melakukan surfing di internet. Dan akibat dari itu semua, setidaknya untuk 4 tahun ke depan sejak saat itu, ia harus melalui hari-harinya di balik jeruji besi, tidur di atas lantai yang dingin, dan pintu yang terkunci. Siapa yang menyangka, bukankah umurnya belum 16 tahun saat itu.
Ia adalah pemerkosa yang menghancurkan masa depan seorang anak kecil.
Dan dengannya ia memperkosa masa depannya sendiri.
Dan untuk itu aku membencinya.
Aku mengenalnya sebagai pemuda bernama Rahman. Ia masih sangat muda. Mungkin usianya baru 22 atau 23 tahun. Aku tidak benar-benar yakin. Aku sudah lama mengenalnya, tapi tetap saja, aku tidak benar-benar yakin.
Ia adalah orang yang aku anggap sebagai orang yang paling bodoh karena melakukan hal bodoh untuk dirinya dan orang lain. Namun sekarang, ia adalah matahari bagi semua orang di dekatnya.
Mungkin baru kembali sekitar dua tahun yang. Siapa yang menyangka, sekarang ia sudah menjadi seorang yang luar biasa dengan apa yang didapatkannya. Di usianya yang masih sangat muda, ia adalah seorang yang kaya raya, dan juga seorang guru komputer untuk anak-anak yang tinggal di sekitar rumahnya. Dari apa yang ada padanya sekarang, tidak ada yang menyangka ia adalah seorang mantan
Tapi dengan apa yang telah ia lakukan, aku masih menganggapnya sebagai pemerkosa. Orang bodoh yang memperkosa seorang anak gadis, dan sekaligus memperkosa masa depannya sendiri.
Aku masih membencinya.
Hingga suatu hari, ia menyempatkan diri menyapaku. Aku diam saja ketika ia menanyakan kabarku. Aku benar-benar masih membencinya.
Dia terus saja berbicara, meski aku tidak pernah membalas apa yang ia katakan.
Hingga ia bercerita mengapa ia bisa seperti sekarang.
“Semua karena internet”, katanya. “Aku mengenal internet, hingga aku juga mengenal penjara. Bahkan hingga aku menjadi seperti sekarang, semua karena internet.”
Aku masih diam saja. Tapi aku tidak munafik, aku serius mendengarkannya.
Lalu ia mengajakku duduk di sebuah taman yang ada kafe di dekatnya. Aku ikut saja. Lalu ia membuka tasnya, mengeluarkan komputer jinjingnya, lalu memperlihatkanku apa yang bisa ia lakukan dengan alat itu.
“Kita masih berada di area hotspot internet dari kafe itu. Kita bisa berinternet di sini.”
Aku terkejut, dan mulai berfikir buruk tentangnya. Ia pasti akan menunjukkan kepadaku situs-situs porno di internet. Tapi aku masih saja diam.
“Lihat, ini yang membuatku seperti sekarang”, ia menunjukkan sebuah halaman di layer komputernya. Terdapat tulisan becetak tebal di kiri atas halaman tersebut, ‘ Today's Earnings: $455 ‘. Tapi aku tidak mengerti maksudnya.
“Aku menyesal,” lanjutnya. “Aku menyesal tidak melakukannya sejak dulu. Harusnya aku tidak membuka situs-situs porno saat itu.”
“Ya, tapi apa ini ?” rasa penasaranku ternyata memaksaku untuk bertanya.
“Ah, ya. Ini adsense,” ia mulai menjelaskan. “Dengan ini kita bisa mendapatkan uang di internet. Ini artinya, pemasukanku hari ini sebesar 455
Apakah aku masih membencinya?
Aku tidak benar-benar yakin.
Mungkin aku hanya membenci orang yang sama pada usia yang belum 16 tahun saat itu.
Entahlah. Aku tidak benar-benar yakin.
Oleh : Ny. Rahmat.
------------------------------
Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Penulisan Entry Blog Bulan Pendidikan Angingmammiri.org dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, Mei 2007, dengan tema : Internet, mendidik atau merusak?
------------------------------
Update : 29 Juni 2007
Tulisan ini berhasil memperoleh juara II dalam Lomba Penulisan Entry Blog bulan Pendidikan yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Makassar, Angingmammiri