Saturday, May 06, 2006

- + dua kali + -

Sudahlah.
Sudah ndak ada lagi waktu yang tersisa untuk menyalahkan apa dan siapa. Biarkan saja. Hanya si pengecut yang menyalahkan orang lain. Dan hanya si cengeng yang menyalahkan dirinya sendiri. Bukan kamu yang mau. Toh datangnya tiba-tiba. Berdoa saja benar. Itu hanya sementara.
Sudahlah.
Kamu juga mesti ingat. Ingat sama janji kecilmu waktu kamu masih kecil. Kamu ndak bakalan pernah benci orang lain. Ingat, kamu pernah bilang, "jangan pernah salahkan orang lain. Kalau salah, itu hanya karena keterbatasan dirinya, sehingga tidak bisa melakukan yang benar. "
Sudahlah.
Jangan juga salahkan mereka. Mereka begitu karena kamu begini. Mereka ada karena kamu yang duluan mengadakan. Tapi kamu juga ndak salah. Kembali ke awal tadi. Bukan kamu yang mau. Toh datangnya tiba-tiba.
Sudahlah.
Pegang saja janjimu. Meski ada satu pertimbangan yang kamu lupa, tapi sudahlah. Dari dulu kamu selalu pegang janji. Jadi, sekarang dipegang lagi. Toh, semuanya untuk kebaikan. Kan?
Sudahlah.
Meski sangat banyak, lupakan saja rencana-rencana kecil ndak pentingmu. Kalau kamu berhasil, berarti kamu sudah menang melawannya dalam mimpi.
Sudahlah.
Sekarang, mungkin sudah waktunya kamu majukan satu kakimu di depan. Kalau masih salah lagi,... berarti kamu bodoh. Hanya orang bodoh yang tau salah dan benar, tapi masih juga salah. Kecuali, batasan untuk berbuat yang benar itu masih ada.
Sudahlah.
Dua kali. Alasannya beda. Tapi niatnya sama.
Sudahlah.

1 comment:

Anonymous said...

Where did you find it? Interesting read » »